Mns.Mesjid – Suasana khusyuk menyelimuti pelaksanaan Shalat Jumat di Masjid Raya Lhokseumawe, di mana khutbah Jumat kali ini disampaikan oleh Khatib Tgk. Mursalin Basyah, Lc., MA dari Banda Aceh dan diimami oleh Tgk. Romi Saputra, S.Kep dari Lancang Garam. Dalam khutbahnya, khatib mengajak jamaah untuk terus bersemangat dalam beramal shaleh, sekecil apapun bentuknya, sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.
Khatib mengawali khutbahnya dengan mengutip hadis riwayat Muslim:
لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
Artinya: “Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri.” (HR. Muslim).
Beliau menegaskan bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berpikir dan bersikap bijak serta tidak meremehkan sekecil apapun bentuk kebaikan. Bahkan, sekadar memberikan senyuman kepada saudara seiman merupakan amal yang bernilai di sisi Allah.
Kisah Inspiratif Ummu Mihjan
Lebih lanjut, khatib menyampaikan kisah inspiratif dari seorang sahabat perempuan berkulit hitam yang biasa disebut Ummu Mihjan. Wanita tua dan miskin ini selalu membersihkan masjid hingga suatu ketika ia meninggal dunia. Para sahabat menganggap kematiannya sebagai sesuatu yang sepele, sehingga mereka tidak segera memberitahukan Rasulullah SAW.
Namun, Rasulullah SAW menanyakan keberadaannya dan setelah mengetahui bahwa ia telah wafat, beliau bersabda:
“Tunjukkan kepadaku di mana kuburnya!” Kemudian beliau menyalatkannya dan bersabda: “Sesungguhnya kubur ini terisi dengan kegelapan atas penghuninya, dan Allah meneranginya bagi mereka karena aku telah menyalatkannya.” (HR. Muslim).
Dari kisah ini, khatib mengajak jamaah untuk tidak meremehkan amalan sekecil apapun, karena Allah menghargai setiap kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas.
Amalan Bilal bin Rabah
Di penghujung khutbahnya, khatib mengutip hadis yang mengisahkan pertanyaan Rasulullah SAW kepada sahabat Bilal bin Rabah. Rasulullah bertanya bagaimana ceritanya suara sandal Bilal terdengar di surga. Bilal pun menjawab bahwa ia senantiasa menjaga wudhunya dan selalu melaksanakan shalat sunnah dua rakaat setelah berwudhu.
Hadis tersebut berbunyi:
“Wahai Bilal, kenapa engkau mendahuluiku masuk surga? Aku tidaklah masuk surga sama sekali melainkan aku mendengar suara sandalmu di hadapanku. Ya Rasulullah, aku biasa tidak meninggalkan shalat dua rakaat sedikitpun. Setiap kali aku berhadats, aku lantas berwudhu dan aku membebani diriku dengan shalat dua rakaat setelah itu.” (HR. Tirmidzi).
Melalui kisah ini, khatib mengajak jamaah untuk senantiasa menjaga wudhu dan menambah amal shaleh meskipun dalam bentuk yang sederhana seperti shalat sunnah setelah berwudhu.
Dengan khutbah yang penuh hikmah ini, jamaah diharapkan semakin termotivasi untuk selalu beramal shaleh tanpa memandang besar atau kecilnya amalan tersebut. Karena dalam pandangan Allah, setiap kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas akan mendatangkan keberkahan di dunia dan akhirat.